Berita Pariwisata

5 Rekomendasi Tempat Wisata Alam di Purwakarta, Cocok Sebagai Tempat Healing

MEDIA JABODETABEK - Rekomendasi tempat wisata alam di Purwakarta, cocok sebagai tempat healing. Di tengah kesibukan dan rutinitas pekerjaan sehari-hari tentu akan berdampak pada kelelahan fisik dan pikiran, maka dari itu diperlukan healing atau liburan untuk mengembalikan semangat dengan mendatangi tempat wisata alam salah satunya yang berada di Purwakarta. Tempat wisata alam di Purwakarta yang cocok dijadikan sebagai tempat healing didominasi wilayah pegunungan yang memang masih asri dan terjaga kelestarian lingkungannya. Berikut ini 5 rekomendasi tempat wisata alam di Purwakarta, cocok sebagai tempat healing, yang dirangkum dari berbagai sumber diantaranya : Wisata Alam Gunung Lembu Purwakarta Tempat wisata alam ini berlokasi di Panyindangan, Kec. Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Di Wisata Alam Gunung Lembu ini wisatawan dapat melihat pemandangan berupa waduk Jatiluhur, Gunung Parang, dan Gunung Bongkok. Puncak Gunung Lembu berada di ketinggian 792 meter di atas permukaan laut. Untuk harga tiket masuk sebesar Rp10.000 per orang, parkir motor sebesar Rp6.000 dan parkir mobil sebesar Rp10.000. Bagi wisatawan yang ingin berkemah di puncak gunung Lembu bisa membayar sebesar Rp15.000, dengan menggunakan peralatan pribadi. Gunung Bongkok Tempat wisata alam ini berlokasi di Sukamulya, Kec. Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Di Gunung Bongkok ini wisatawan dapat melihat pemandangan berupa waduk Jatiluhur dan Gunung Parang. Wisatawan juga bisa berkemah di puncak gunung yang memiliki ketinggian 975 meter diatas permukaan laut itu. Harga tiket masuk sebesar Rp12.000 per orang, parkir motor sebesar Rp5.000 dan parkir mobil sebesar Rp10.000. Wisata Alam Batu Ngerong Gunung Lembu Tempat wisata alam ini berlokasi di Panyindangan, Kec. Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Di Wisata Alam Batu Ngerong Gunung Lembu ini wisatawan dapat melihat pemandangan berupa pegunungan yang berada berdekatan dengan gunung lembu. Masih berada di kawasan Gunung Lembu wisatawan bisa menikmati pemandangan alam yang asri sambil duduk santai. Curug Tilu Tempat wisata alam ini berlokasi diCiririp, Kec. Sukasari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.Di Curug Tilu ini wisatawan dapat melihat pemandangan berupa air terjun dan dapat langsung merasakan kesegaran air Curug Tilu. Wisatawan cukup mengeluarkan uang untuk tiket masuk sebesar Rp10.000 per orang dan biaya parkir motor sebesar Rp5.000 Kunjungan dibuka setiap hari mulai pukul 8 pagi sampai pukul 4 sore dan hari Sabtu, Minggu sampai Pukul 5 sore. Wisata Alam Pasir Langlang Tempat wisata alam ini berlokasi diPusakamulya, Kec. Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.Di Wisata Alam Pasir Langlang ini wisatawan dapat melihat pemandangan berupa alam hutan pinus. Lokasi ini tepat berada di kaki gunung Burangrang. Wisatawan bisa piknik atau duduk santai menikmati keindahan alam dan udara sejuk yang ada di wisata alam Pasir Langlang ini. Fasilitas umum yang tersedia berupa area parkir yang luas, toilet, dan terdapat warung yang menjual kuliner yang bisa dicoba ketika berkunjung.Harga tiket masuk dikenakan sebesar Rp10.000 per orang, parkir sebesar Rp10.000, dan untuk penyewaan hammock dikenakan biaya sebesar Rp20.000.***  

  •   Rabu, 05 Oktober 2022

Purwakarta Promosikan Pariwisata Melalui Festival Film

Bisnis.com, PURWAKARTA - Pemkab Purwakarta menggelar festival film pendek sebagai bagian dari promosi pariwisata di wilayah itu. Dalam kegiatan tersebut, pemerintah menggandeng Komunitas Pena dan Lensa (Kopel). Kepala Bidang Pariwisata, Disporaparbud Purwakarta Acep Yulimulya menuturkan sejuah ini pihaknya punya misi untuk mengembangkan sektor pariwisata secara maskimal. Salah satu upayanya, tak lain dengan terus mempromosikannya secara masif. "Selain melalui gelaran berbagai event, kami juga turut menggandeng para pegiat media sosial dan kaum milenial," ujar Acep saat berbincang dengan Bisnis.com, Kamis (21/7/2022). Kali ini, pihaknya juga menggandeng Komunitas Pena dan Lensa untuk promosi Pariwisata di wilayahnya yakni melalui Festival Film Purwakarta. Menurut dia, kegiatan seperti ini bisa sekaligus menjadi media yang efektif untuk memperkenalkan pesona wisata di wilayahnya. Kami terus berupaya melakukan berbagai inovasi supaya kemasyuran wisata di wilayah kami bisa lebih dikenal secara luas," kata dia. Acep menuturkan, kegiatan tersebut telah resmi dibuka pada pekan kemarin. Dia sangat mengapresiasi, karena antusias masyarakat terhadap kegiatan tersebut lumayan cukup tinggi. "Dalam pembukaan kemarin, juga turut hadir berbagai kelompok sineas film lokal," ujarnya. Dia menambahkan, ada beberapa kategori penghargaan yang akan diberikan dalam Festival Film Purwakarta ini. Adapun para peserta festival tersebut, bukan hanya para pelajar tapi juga ada dari masyarakat umum. "Penganugrahan pemenang festival film pendek ini akan digelar pada 7 Agustus 2022. Untuk temanya sendiri, yakni tentang pariwisata dan ekonomi kreatif di Purwakarta," pungkasnya. (K60)  

  •   Rabu, 05 Oktober 2022

Melalui Festival Layang-layang, Purwakarta Gaungkan Kemasyhuran Produk Olahan Bambu

Bisnis.com, PURWAKARTA - Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta merupakan sentra perkebunan bambu terbesar di wilayah. Pemerintah setempat pun, saat ini tengah membidik potensi lain yang bisa dikembangkan dari pohon bambu khas wilayah tersebut. Menurut Kepala Bidang Pariwisata Disporaparbud Kabupaten Purwakarta Acep Yulimulya, bambu bukan hanya bisa dilihat dari sisi produk perkebunan saja, tapi juga dari sisi kebudayaan dan pariwisata pun ada potensi yang bisa dikembangkan yang tentunya bisa berimplikasi pada perekonomian masyarakat. "Sebenarnya, sebagian besar masyarakat di kita selama ini memiliki keterikatan yang kuat dengan pohon bambu. Makanya, kami tak ingin menyia-nyiakan potensi ekonomi lain dari produk perkebunan tersebut," ujar Acep saat berbincang dengan Bisnis.com di kantornya, Senin (15/8/2022). Selama ini, kata Acep, pohon bambu hanya dilihat dan dijual sebagai bahan baku. Padahal, dari bambu ini bisa dikelola menjadi bentuk barang jadi. Semisal, untuk dibuat handicraft anyaman bambu, atau kerajinan lainnya yang bernilai ekonomis. "Kita bersyukur dengan melimpahnya hasil alam di Sukasari ini. Artinya, harus ada upaya juga untuk mempertahankan kekayaan alam tersebut," kata dia. Acep pun tak memungkiri, jika selama ini masih banyak masyarakat yang beranggapan jika kerajinan dari pohon bambu itu nilai komersilnya sangat rendah. Makanya, sangat jarang diminati. Padahal, menurut dia, justru produk etnik seperti ini sangat prospektif dan menjanjikan. "Sebenarnya, produk kerajinan bambu ini bisa sangat menjanjikan dari sisi ekonomi," seloroh dia. Acep menjelaskan, salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk memperkenalkan kerajinan dari bambu ini yakni dengan menggelar event di antaranya festival layang-layang. Tujuannya, tak lain untuk menggaungkan kembali salah satu ikon dan produk kebudayaan lokal khas wilayah ini. "Kita dorong, dari bambu ini bisa menumbuhkan ekonomi kreatif di masyarakat. Ya misalnya untuk dibuat kerangka layang-layang atau kerajinan anyaman dari bambu," jelas dia. Adapun tujuan dari Festival layang-layang digelar akhir pekan kemarin itu, salah satunya untuk melestarikan dan memperkenalkan produk berbahan dasar bambu tersebut, terutama kepada kaum milenial. Karena tak bisa dipungkiri, seiring perkembangan jaman produk kerajinan tangan berbahan dasar bambu seperti layang-layang ini akan mulai ditinggalkan generasi muda jika tak diperkenalkan. "Acara festival kemarin, juga untuk menggaungkan kembali produk kemasyuran kerajinan bambu di kita yang saat ini mulai tergerus perkembangan zaman," tambah dia. Acep menambahkan, festival layang-layang yang digelar di Kecamatan Sukasari kemarin juga sebagai bagian dari upaya jajarannya memperkenalkan potensi pariwisata di wilayah itu. Apalagi, kecamatan di ujung barat Purwakarta ini juga termasuk salah satu kawasan wisata unggulan. (K60)  

  •   Rabu, 05 Oktober 2022

Bidang Pariwisata DISPORAPARBUD Kab. Purwakarta Mendorong Pengelola Wisata untuk mendaftar CHSE

https://chse.kemenparekraf.go.id Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 184, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5570); Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Thaun 2019 Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6444); Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1303); Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes 328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes 382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

  •   Kamis, 30 September 2021

Purwakarta Belum Bolehkan Semua Tempat Wisata Buka

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) belum memberikan izin semua tempat wisata untuk kembali dibuka. Sesuai surat edaran ada beberapa destinasi wisata yang masih dilarang untuk dibuka hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam masa Pandemi Covid-19 ini berakhir.|   Sekretaris Disparbud Kabupaten Purwakarta Heri Anwar mengatakan tempat wisata air seperti kolam renang atau waterboom masih dilarang dibuka kembali hingga 26 Juni mendatang. Keputusan kembali dibuka akan disampaikan kembali tergantung kebijakan pemerintah. “Sesuai surat edaran belum boleh dibuka sampai tanggal 26 (Juni),” kata Heri kepada Republika.co.id, Selasa (23/6). Ia mengatakan sejak pekan lalu, pihaknya masih terus mengecek kesiapan tempat-tempat wisata untuk dibuka kembali dalam rangka Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Pengelola wisata harus menyiapkan protokol kesehatan sebelum nantinya bisa dibuka kembali untuk masyarakat.   Menurutnya, ada sejumlah protokol kesehatan yang harus disiapkan untuk memenuhi syarat beroperasi kembali. Mulai dari fasilitas hingga sumber daya manusia (SDM) yang mendukung pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19. “Seperti menyiapkan petugas yang memantau pelaksanaan protokol kesehatan, pembatasan jumlah pengunjung maksimal 30 persen kapasitas, melakukan pembersihan disinfektan secara berkala, serta menyediakan fasilitas cuci tangan, pembatasan jarak, hingga pengecek suhu pengunjung,” tuturnya. Ia pun mengimbau pengelola wisata air tidak bandel membuka wisatanya sebelum diizinkan pemerintah daerah. Menurutnya ada tindaklanjut kepada pengelola wisata yang diketahui curi start membuka tempat wisatanya. “Kalau yang ada buka, nanti dari Satpol PP yang bertindak selaku penegak peraturan,” ujarnya. Ia meminta masyarakat untuk aktif menyampaikan jika ada tempat wisata yang sudah membuka kunjungan sebelum tanggal 26 Juni. Pengelola wisata juga diminta mempersiapkan protokol kesehatan secara maksimal agar bisa memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung nantinya. Sementara untuk wisata selain yang menyediakan fasilitas kolam renang untuk pengunjung diperbolehkan buka dengan pembatasan pengunjung. Serta penerapan protokol kesehatan secara ketat.  

  •   Kamis, 03 Oktober 2019